HUKUM PACARAN DALAM ISLAM | Apakah Pacaran Itu Haram? | Siapa Bilang Pacaran Haram ?? | Pacaran Menurut Islam |

بِسْمِ اللَّهِ الرَّحْمَنِ الرَّحِيمِ

HUKUM PACARAN DALAM ISLAM | Apakah Pacaran Itu Haram? | Siapa Bilang Pacaran Haram ?? | Pacaran Menurut Islam |

Siapa Bilang Pacaran Haram ??

Segala puji hanya milik Allah ‘Azza wa Jalla. Hanya kepadaNya kita memuji, meminta tolong, memohon ampunan, bertaubat dan memohon perlindungan atas kejelekan-kejelekan diri dan amal-amal yang buruk. Barangsiapa yang diberi Allah petunjuk maka tidak ada yang dapat menyesesatkannya dan barangsiapa yang Allah sesatkan maka tidak ada yang dapat memberikannya hidayah taufik. Aku bersaksi bahwasanya tidak ada sesembahan yang benar kecuali Allah dan tiada sekutu baginya. Aku bersaksi bahwasanya Nabi Muhammad shallallahu ‘alaihi wa sallam adalah hambaNya dan UtusanNya. Shalawat serta salam semoga tercurah kepada Nabi Muhammad shallallahu ‘alaihi wa sallam, keluarganya dan para sahabatnya ridwanulloh ‘alaihim jami’an.

Adalah suatu hal yang telah menyebar luas dikalangan masyarakat sebuah kebiasaan yang terlarang dalam islam namun sadar tak sadar telah menjadi suatu hal yang sangat sering kita lihat bahkan sebahagian orang menganggapnya adalah suatu hal yang boleh-boleh saja, kebiasan tersebut adalah apa yang disebut sebagai pacaran. Oleh karena itu maka penulis mencoba untuk memaparkan sedikit tinjauan islam tentang hal ini dengan harapan penulis dan pembaca sekalian dapat memahami bagaimana islam memandang pacaran serta kemudian dapat menjauhinya.

Pacaran yang dikenal secara umum adalah suatu jalinan hubungan cinta kasih antara dua orang yang berbeda jenis yang bukan mahrom dengan anggapan sebagai persiapan untuk saling mengenal sebelum akhirnya menikah[1].

Inilah mungkin definisi pacaran yang banyak tersebar dikalangan muda-mudi. Maka atas dasar inilah kebanyakan orang menganggap bahwa hal ini adalah suatu yang boleh-boleh saja, bahkan lebih parahnya lagi dianggap aneh kalau menikah tanpa pacaran terlebih dahulu –wal ‘iyyadzubillah –. Lalu jika demikian bagaimanakah tinjauan islam tentang hal ini? Berikut penulis coba jelaskan sedikit kepada pembaca –sesuai dengan ilmu yang sampai kepada penulis– bagaimana islam memandang pacaran. Baca lebih lanjut

TA’ARUF | Ta aruf / Ta’aruf dalam islam | Pengertian / Arti ta aruf (ta’aruf) | Apa itu Ta’aruf? | Ta’aruf Syar’i, Solusi Pengganti Pacaran | bagaimana syariat mengatur cara mengenal seorang muslimah? | hukum berkunjung ke rumah akhwat (wanita) yang hendak dinikahi? | hukum seorang ikhwan (lelaki) mengungkapkan perasaannya (sayang atau cinta) kepada akhwat (wanita) calon istrinya |

TA’ARUF | Ta aruf / Ta’aruf dalam islam | Pengertian / Arti ta aruf (ta’aruf) |  Apa itu Ta’aruf? | Ta’aruf Syar’i, Solusi Pengganti Pacaran | bagaimana syariat mengatur cara mengenal seorang muslimah? | hukum berkunjung ke rumah akhwat (wanita) yang hendak dinikahi? |  hukum seorang ikhwan (lelaki) mengungkapkan perasaannya (sayang atau cinta) kepada akhwat (wanita) calon istrinya |

Apa itu Ta’aruf?

Secara bahasa ta’aruf bisa bermakna ‘berkenalan’ atau ‘saling mengenal’. Asalnya berasal dari akar kata ta’aarafa. Seperti ini sudah ada dalam Al-Qur’an. Simak saja firman Allah (yang artinya),

“Hai manusia sesungguhnya kami telah menciptakan kalian dari seorang pria dan seorang wanita, lalu menjadikan kalian berbangsa-bangsa dan bersuku-suku agar kalian saling mengenal (ta’arofu) …” (QS. Al Hujurat: 13).

Kata li ta’aarafuu dalam ayat ini mengandug makna bahwa, aslinya tujuan dari semua ciptaan Allah itu adalah agar kita semua saling mengenalyang satu terhadap yang lain. Sehingga secara umum, ta’aruf bisa berarti saling mengenal. Dengan bahasa yang jelas ta’aruf adalah upaya sebagian orang untuk mengenal sebagian yang lain.

Jadi, kata ta’aruf itu mirip dengan makna ‘berkenalan’ dalam bahasa kita. Setiap kali kita berkenalan dengan seseorang, entah itu tetangga kita, orang baru atau sesama penumpang dalam sebuah kendaraan umum misalnya, dapat disebut sebagai ta’aruf. Ta’aruf jenis ini dianjurkan dengan siapa saja, terutama sekali dengan sesama muslimuntuk mengikat hubungan persaudaraan. Tentu saja ada batasan yang harus diperhatikan kalau perkenalan itu terjadi antara dua orang berlawanan jenis, yaitu pria dengan wanita. Untuk itu umat islam sudah menganjurkan memberlakukan hijab bagi wanita muslimah, yang bukan hanya berarti selembar jilbab dan baju kurung yang menutupi tubuhnya dari pandangan pria yang bukan mahram, tapi juga melindungi pergaulannya dengan lawan jenis yang tidak diizinkan syari’at. Contoh dari pergaulan yang tidak diizinkan syari’at ini ialah berduaan atau bercampur-baur antara beberapa orang yang berlainan jenis dalam satu tempat secara berbauran, pergi bersama pria yang bukan mahram, dan berbagai hal lain yang dilarang syari’at. Semua itu tidak otomatis menjadi halal bila diatasnamakan ta’aruf. Baca lebih lanjut

“MENGENAL PASANGAN DENGAN PACARAN ISLAMI???” | Apakah Mengenal Pasangan Harus Lewat Pacaran? | Kemungkaran dalam pacaran | Solusi obat rindu pada si “dia” | Makna Pacaran Islami | Hal-Hal Yang Dilarang Dalam Pacaran | Model-Model Pacaran Islami | Solusi Pacaran Islami |

"MENGENAL PASANGAN DENGAN PACARAN ISLAMI???" | Apakah Mengenal Pasangan Harus Lewat Pacaran? | Kemungkaran dalam pacaran | Solusi obat rindu pada si "dia" | Makna Pacaran Islami | Hal-Hal Yang Dilarang Dalam Pacaran | Model-Model Pacaran Islami | Solusi Pacaran Islami |

“MENGENAL PASANGAN DENGAN PACARAN ISLAMI???”

“MENGENAL PASANGAN DENGAN PACARAN ISLAMI???” | Apakah Mengenal Pasangan Harus Lewat Pacaran? | Kemungkaran dalam pacaran | Solusi obat rindu pada si “dia” | Makna Pacaran Islami | Hal-Hal Yang Dilarang Dalam Pacaran | Model-Model Pacaran Islami | Solusi Pacaran Islami |

Apakah Mengenal Pasangan Harus Lewat Pacaran?

Sebagian orang menyangka bahwa jika seseorang ingin mengenal pasangannya mestilah lewat pacaran. Kami pun merasa aneh kenapa sampai dikatakan bahwa cara seperti ini adalah satu-satunya cara untuk mengenal pasangan. Saudaraku, jika kita telaah, bentuk pacaran pasti tidak lepas dari perkara-perkara berikut ini.

Pertama: Pacaran adalah jalan menuju zina

Yang namanya pacaran adalah jalan menuju zina dan itu nyata. Awalnya mungkin hanya melakukan pembicaraan lewat telepon, sms, atau chating. Namun lambat laut akan janjian kencan. Lalu lama kelamaan pun bisa terjerumus dalam hubungan yang melampaui batas layaknya suami istri. Begitu banyak anak-anak yang duduk di bangku sekolah yang mengalami semacam ini sebagaimana berbagai info yang mungkin pernah kita dengar di berbagai media. Maka benarlah, Allah Ta’ala mewanti-wanti kita agar jangan mendekati zina. Mendekati dengan berbagai jalan saja tidak dibolehkan, apalagi jika sampai berzina. Semoga kita bisa merenungkan ayat yang mulia,

وَلَا تَقْرَبُوا الزِّنَا إِنَّهُ كَانَ فَاحِشَةً وَسَاءَ سَبِيلًا

Dan janganlah kamu mendekati zina; sesungguhnya zina itu adalah suatu perbuatan yang keji. Dan suatu jalan yang buruk.”(QS. Al Isro’: 32). Asy Syaukani rahimahullah menjelaskan, “Allah melarang mendekati zina. Oleh karenanya, sekedar mencium lawan jenis saja otomatis terlarang. Karena segala jalan menuju sesuatu yang haram, maka jalan tersebut juga menjadi haram. Itulah yang dimaksud dengan ayat ini.”[1]Selanjutnya, kami akan tunjukkan beberapa jalan menuju zina yang tidak mungkin lepas dari aktivitas pacaran. Baca lebih lanjut

Memuliakan Orang Yang Lebih Tua

Memuliakan Orang Yang Lebih Tua

Pertanyaan:
Setelah mengucapkan salam kepada para hadirin (di suatu tempat, pent.), manakah yang lebih diutamakan ketika hendak berjabat tangan, yang lebih tua ataukah yang di sebelah kanan?

Syaikh Muhammad Ali Farkus hafizhahullah menjawab:

الحمدُ لله ربِّ العالمين، والصلاةُ والسلامُ على مَنْ أرسله اللهُ رحمةً للعالمين، وعلى آله وصَحْبِهِ وإخوانِه إلى يوم الدِّين، أمَّا بعد

Zhahir dari nash-nash yang membahas tentang adab menunjukkan bahwa faktor usia itu dipertimbangkan dalam prioritas memuliakan seseorang dalam banyak kasus. Sebagaimana dalam hadist Ibnu Umar radhiallahu’anhuma, ia berkata: Rasulullah Shallallahu’alaihi Wasallam bersabda:

أَمَرَنِي جِبْرِيلُ أَنْ أُقَدِّمَ الأَكَابِرَ

Jibril memerintahkan aku untuk mengutamakan orang-orang tua” (HR. Abu Bakr Asy Syafi’i dalam Al Fawa’id, 9/97/1; Ahmad, 6191; Al Baihaqi dalam Sunan Al Kubra, 173. dishahihkan Al Albani dalam Silsilah Ash Shahihah, 4/74)

Maksudnya, Jibril memerintahkan Nabi untuk mengutamakan orang yang lebih tua dalam hal usia. Inilah yang dipahami secara haqiqah (makna lugas). Adapun jika dipahami kabir di sini adalah secara konotatif, semisal orang yang lebih tinggi ilmunya, maka ini dipahami secara majaz (makna konotatif). Kaidah mengatakan :

الحقيقة مُقدَّمة على المجاز

Al Haqiqah lebih didahulukan daripada Al Majaz ”

Hal ini ditunjukkan juga oleh hadits Al Qisamah, yaitu ketika Abdurrahman bin Sahl hendak berbicara sebelum orang lain padahal ketika itu ia yang paling muda. Maka Rasulullah Shallallahu’alaihi Wasallam bersabda:

كَبِّرْ

Dahulukanlah yang besar” (HR. Bukhari, 3002; Muslim, 4342).

Maksudnya adalah lebih besar usianya (Lihat Syarah Shahih Muslim Lin Nawawi, 11/146).

Juga dari ‘Aisyah Radhiallahu’anha, ia berkata:

كَانَ رَسُولُ الله صَلَّى الله عَلَيْهِ وَآلِهِ وَسَلَّمَ يَسْتَنُّ وَعِنْدَهُ رَجُلاَنِ فَأُوحِيَ إِلَيْهِ: أَنْ كَبِّرْ: أَعْطِ السِّوَاكَ الأَكْبَرَ

Pernah ketika Rasulullah Shallallahu’alaihi Wasallam sedang bersiwak ada dua orang lelaki. Lalu diwahyukan kepada beliau untuk mendahulukan yang lebih tua, maksudnya mengambilkan siwak untuk orang yang lebih tua

Jika telah ada nash tentang mengutamakan orang yang tua dalam berbicara, dalam bersiwak, maka diterapkan juga pada semua jenis pemuliaan, termasuk dalam berjabat tangan, kecuali ada dalil yang mengecualikan. Seperti dalam masalah prioritas imam shalat, maka lebih didahulukan orang yang lebih pandai membaca Al Qur’an, sebagaimana sabda Nabi Shallallahu’alaihi Wasallam:

يَؤُمُّ القَوْمَ أَقْرَؤُهُمْ لِكِتَابِ الله، فَإِنْ كَانُوا في القِرَاءَةِ سَوَاء فَأَعْلَمَهُمْ بِالسُنَّةِ، فَإِنْ كَانُوا في السُنَّةِ سَوَاء، فَأَقْدَمُهُمْ هِجْرَةً، فَإِنْ كَانُوا في الهِجْرَةِ سَوَاء، فَأَكْبَرُهُمْ سِنًّا

Orang yang mengimami sekelompok orang adalah yang paling pandai membaca Al Qur’an. Jika mereka semua sama dalam kepandaian membaca Qur’an, maka yang lebih pandai terhadap As Sunnah. Jika mereka sama dalam kepandaiannya terhadap sunnah, maka yang lebih paling dahulu hijrah. Jika mereka sama dalam hijrah, maka yang lebih tua usianya” (HR. Abu Daud, 50; dihasankan oleh Ibnu Hajar dalam Fathul Baari, 1/357; dishahihkan oleh Al Albani dalam Silsilah Ash Shahihah, 4/76)

Juga dalam adab memberikan minuman, maka dimulai dari yang kanan walau bukan yang paling tua. Sebagaimana sabda Nabi Shallallahu’alaihi Wasallam tentang hal ini:

الأَيْمَنُ فَالأَيْمَنُ

Dari yang kanan lalu kanan selanjutnya” (HR. Bukhari, 2225; Muslim, 5282)

dalam riwayat lain:

الأَيْمَنُونَ الأَيْمَنُونَ، أَلاَ فَيَمِّنُوا

Dari orang-orang yang di sebelah kanan lalu kanan selanjutnya. Hendaknya kalian memulai dari yang kanan” (HR. Bukhari, 2432; Muslim, 5291)

Dalam menerangkan hadits ‘Jibril memerintahkan aku untuk mengutamakan orang-orang tua’, Al Munawi rahimahullah berkata: “Hadits ini dalil bahwa usia itu adalah faktor yang dipertimbangkan dalam prioritas. Hadits ini dapat dijadikan dalil dalam banyak pembahasan fiqih lebih lagi asababul wurud hadits adalah tentang akhlak dalam bersiwak, sehingga bisa diterapkan dalam semua bentuk pemuliaan. Seperti dalam menaikin kendaraan, makan, minum, memakai sandal, berobat, selama tidak ada yang lebih diutamakan dari faktor usia. Jika ada yang lebih diutamakan dari faktor usia, maka ia yang diutamakan, semisal masalah prioritas imam shalat, pemilihan kepala negara, wali nikah, memberikan minum pada yang sebelah kanan dahulu. Dan mendahulukan yang lebih tua juga selama tidak bertentangan dengan hadits. Karena hadits ini bukanlah dalil bahwa yang lebih tua usianya itu didahulukan dalam segala hal, namun faktor usia itu dipertimbangkan dalam menentukan prioritas” (Faidhul Qadir, 2/193)

Saya katakan, secara umum dahulukanlah yang lebih tua jika memang orangnya banyak, sebagai bentuk muamalah yang baik. Dan jika orang yang diajak berjabat tangan itu usianya tidak jauh berbeda, atau orang-orang yang tua jelas tidak terlihat letaknya, atau orang yang tua-tua kebetulan ada di sebelah kanan, maka ini semua tidak bertentangan dengan hadits anjuran mendahulukan kanan.

والعلمُ عند اللهِ تعالى، وآخرُ دعوانا أنِ الحمدُ للهِ ربِّ العالمين، وصَلَّى اللهُ على نبيِّنا محمَّدٍ وعلى آله وصحبه وإخوانِه إلى يوم الدِّين، وسَلَّم تسليمً

Sumber: http://www.ferkous.com/site/rep/Bq116.php

Penerjemah: Yulian Purnama

Memiliki Rumah di Surga

Memiliki Rumah di Surga

 

Mukaddimah
Berapa banyak orang-orang yang bersusah payah di dunia ini bekerja banting tulang tak kenal lelah baik pagi maupun petang demi mencapai target hidup mereka untuk memiliki sebuah rumah yang mereka impi-impikan. Bahkan mereka nekat untuk mempercepat proses tersebut dengan berhutang sana- sini, ke tetangga kiri maupun kanan, dan terkahir adalah bank-bank konvensional maupun pihak-pihak penggadaian yang semuanya berbasis riba yang dilaknat Allah-subhanahahu wa ta’ala-.

Rumah dunia yang di impi-impikan manusia-sekalipun tidak salah jika seseorang berupaya memilikinya-hakikatnya hanyalah rumah yang akan punah dimakan usia, rumah yang rentan hancur dijilat api, ditenggelamkan banjir, digoyang gempa bumi, dan diterbangkan angin puting beliung…dst. Mana istana Firaun dengan segala kemegahannya? Mana pilar-pilar rumah kaum Ad dan Tsamud? Juga mana vila-villa umat Nabi Nuh dan Luth?bukankah semua telah hancur binasa dan rata dengan tanah?

Seandainya rumah tersebut awet terjaga dan terhindar semua bencana di atas,tetap berdiri kokoh dengan kemegahannya, bukankah suatu saat akan datang masanya sang pemilik rumah harus rela meninggalkan rumah tersebut dan menyerahkannya kepada ahli warisnya? .Bukankah kematian yang memutuskan segala kepemilikan terhadap dunia cepat atau lambat akan segera datang menjemput?

Tak jarang ada orang-orang yang bertahun-tahun mengumpulkan uang untuk membangun rumahnya, tatkala rumah tersebut selesai dan siap dihuni, ternyata ajal lebih dahulu menjemput pemiliknya dengan paksa menggiringnya ke rumah kecil 1×2 meter saja bernama kuburan.

Mari membangun rumah yang abadi
Saudaraku…
Maukah kalian kutunjukkan kiat-kiat membangun rumah yang anti gempa dan banjir? tahan terhadap badai maupun topan?rumah yang batakonya terbuat dari emas dan perak, kerikilnya dari permata dan yakut,dan pasirnya dari bahan za’faran ? rumah apakah gerangan yang seperti itu spesifikasinya? Jawabnya adalah rumah impian di taman-taman surga yang kekal abadi.

Bersabda Rasulullah-shalllahu ‘alaihi wa sallam- dari hadis Abu Hurairah :
الجنة بناؤها لبنة من فضة و لبنة من ذهب و ملاطها المسك الأذفر و حصباؤها اللؤلؤ و الياقوت و تربتها الزعفران من يدخلها ينعم لا يبأس و يخلد لا يموت لا تبلى ثيابهم و لا يفنى شبابهم
“Surga itu bangunannya tersusun dari batako yang terbuat dari emas dan perak, adukan semennya adalah campuran misik alazfar,permata yakut dan pasirnya adalah za’faran, barang siapa yang memasukinya akan menikmatinya dan tidak akan pernah binasa, dia akan kekal hidup tidak pernah mati,pakaian mereka tidak akan lusuh dan usia muda mereka di sana tidak akan pernah menua”.HR. Ahmad dan Tirmizi dan Al-Albani mensahihkannya dalam Sahih al-Jami no 3116.
Saudaraku….inilah amalan-amalan yang akan menjadi DP anda tuk mendapatkan rumah disurga, semoga bermanfaat.

Islam,beriman kepada Nabi dan hijrah
Syarat pertama sesorang untuk meniti jalan ke surga adalah Islam dan beriman kepada Rasulullah-shallallahu ‘alaihi wa sallam dengan membenarkan seluruh sabdanya, mengerjakan perintah, menjauhi larangan, dan tidak menyembah Allah kecuali dengan apa yang disyariatkan beliau. Kemudian Islam dan Iman tersebut ditindak lanjuti dengan hijrah dari negeri kafir ke negeri kaum muslimin, ataupun hijrah meninggalkan kemaksiatan dan dosa-dosa menuju ketaatan. Bersabda Rasulullah:
أنا زعيم لمن آمن بي و أسلم و هاجر ببيت في ربض الجنة و بيت في وسط الجنة و بيت في أعلى غرف الجنة و أنا زعيم لمن آمن بي و أسلم و جاهد في سبيل الله ببيت في ربض الجنة و بيت في وسط الجنة و بيت في أعلى غرف الجنة فمن فعل ذلك لم يدع للخير مطلبا و لا من الشر مهربا يموت حيث شاء أن يموت ) ( ن حب ك ) عن فضالة بن عبيد . قال الألباني ( صحيح ) صحيح الجامع [1 / 235 ]
Aku menjamin– bagi siapa saja yang beriman denganku, masuk Islam dan hijrah– akan dibangunkan untuknya rumah di depan surga dan rumah di tengah surga dan rumah di tempat tertinggi dari bilik-bilik surga”.HR. An-Nasa’i, Ibnu hibban, al Hakim dan syeikh Al-Albani mensahihkannya dalam Sahih Al-Jami’ 1/235.

Membangun masjid.
Tidak ada dibumi tempat yang lebih dicintai Allah-subhanahau ta’ala-daripada masji-masjid yang ditegakkan padanya zikrullah dan sholat. Memakmurkannya adalah ciri-ciri keimanan, dan membangunnya ikhlas karena Allah adalah kunci untuk mendapatkan rumah di surga. Bersabda Rasulullah-shallallahu ‘alaihi wa sallam:
من بنى لله مسجدا بنى الله له بيتا في الجنة .متفق عليه
Barang siapa yang membangun masjid karena Allah, maka Allah akan bangun baginya rumah di surga. Muttafaq ‘Alaihi.

Membangun masjid tidaklah bermakna harus menyelesaikannya sendiri tanpa batuan dari infak kaum muslimin lainnya. Tetapi segala yang dikeluarkan untuk menyempurnakan bangunannya walaupun dengan infak yang sedikit dianggap telah membangun masjid.Bersabda Rasulullah dalam hadis lainnyadi riwayatkan oleh Jabir:
من بنى لله مسجدا ولو كمفحص قطاة بنى الله له بيتا في الجنة
Barang siapa yang membangun masjid karena Allah walaupun sebesar sangkar burung, maka Allah akan bangunkan untukknya rumah di surga.HR. Bazzar, Ibnu Hibban dan Al-Albani mensahihkannya dalam Sahih al-Jami’ no 6128.

Maksudnya bahwa sekecil apapun nilai harta yang dikeluarkan untuk membangun masjid, walaupun senilai harga sangkar burung telah dianggap turut membangun masjd dan akan diberikan ganjaran rumah yang dibangunkan baginya di surga.

Membaca surat Al-Ikhlas
Mungkin tidak semua orang mampu untuk berinfak membangun masjid karena tidak semua orang memiliki kelapangan rezeki. Namun apakah hal tersebut menghalanginya untuk turut membangun rumah di surga? Tentu saja tidak, sebab ada amalan-amalan lain yang tidak membutuhkan biaya sekecil apapun, dan ini menunjukkan betapa rahmatnya Allah, tatkala seseorang tertutup untuk mengamalkan amal salih dari satu pintu, maka Allah bukakan baginya pintu-pintu lainnya.

Ada amalan yang tidak membutuhkan tenaga besar maupun modal harta tetapi besar nilainya di mata Allah-ta’ala- yaitu membaca surat Alikhlas. Bersabda Rasulullah –shallallahu ‘alaihi wa sallam:
من قرأ { قل هو الله أحد } عشر مرات بنى الله له بيتا في الجنة
“Barang siapa yang membaca Qul Huwallah Ahad sepuluh kali Allah akan bangunkan untuknya rumah di surga. HR. Ahmad Disahihhkan Al-Abani dalam Sahih Al-Jami’ no. 6472. Ndalam riwayat lainnya:
من قرأ { قل هو الله أحد } حتى يختمها عشر مرات ؛ بنى الله له قصرا في الجنة
“Barang siapa yang membaca qul huwallah hu ahad hingga selesai sebanyak sepuluh kali, maka Allah akan bangunkan baginya istana di surga”.

Mengucapkan pujian dan istirja’ ketika mendapatkan musibah
Sudah menjadi sunnatullah bahwa segala yang didunia ini fana dan akan binasa. Siapapun juga pasti akan diuji dengan kematian yang merenggut nyawanya dan dan orang-orang yang dia kasihi. Musibah yang dihadapi hamba tatkala dihadapi dengan sabar dan ridho dengan ketentuan Allah akan berubah menjadi sarana menuai pahala dan ganjaran dari Allah serta janji dengan rumah yang akan dibangunkan untuknya di surga.Bersabda Rasulullah –shallallahu ‘alaihi wa sallam-:
إذا مات ولد العبد قال الله تعالى لملائكته : قبضتم ولد عبدي ؟ فيقولون : نعم فيقول : قبضتم ثمرة فؤاده . فيقولون : نعم فيقول : ماذا قال عبدي ؟ فيقولون : حمدك واسترجعك فيقول الله تعالى : ابنوا لعبدي بيتا في الجنة وسموه بيت الحمد.
“Jika wafat anak seorang hamba, Allah akan berkata kepada para malaikatNya: Apakah kalian telah mencabut nyawa anak dari hambaKu? mereka menjawab: ya, Allah kembali bertanya: apakah kalian mencabut nyawa permata hatinya? mereka menjawab: ya, Allah bertanya: apa yang dikatakan hambaku? Mereka menjawab: dia memujinya dan mengucapkan istrirja(inna lillahi wa inna ilaihi rajiun)maka Allah berkata: Bangunkan untuk hambaku rumah di surga dan berilah nama rumah tersebut dengan rumah pujian”.HR. Tirmizi dan al-Albani meng hasan kannya.

Merapatkan shaf yang renggang ketika sholat
Berkata Rasulullah-shallallahu ‘alaihi wa sallam-:
من سد فرجة بنى الله له بيتا في الجنة ورفعه بها درجة
Barang siapa yang menutup shaff yang renggang maka Allah akan membangun rumah baginya di surga dan akan mengangkat derajatnya. HR.Ahmad, Ibnu Majah, Ibnu Hibban , dan Hakim, dan Al-Abani mensahihkannya dalam Silsilah Sahihah 4/515.dan Sahih Al-Jami no.1843

Aktif dan konsekwen mengerjakan sholat sunnah rawatib
Bersabda Rasulullah-shallallahu ‘alaihi wa sallam-:
من صلى في يوم وليلة ثنتي عشرة ركعة بني له بيت في الجنة
“Barang siapa yang sholat dalam sehari semalam sebanyak dua belas rakaat akan dibangunkan untuknya rumah di surga”, dalam riwayat lainnya: bersabda Rasulullah:
من ثابر على ثنتي عشرة ركعة من السنة بنى الله له بيتا في الجنة أربع ركعات قبل الظهر وركعتين بعدها وركعتين بعد المغرب وركعتين بعد العشاء وركعتين قبل الفجر
Dari Aisyah-radhiallahu ‘anha- berkata: bersabda Rasulullah:”barang siapa yang bersabar untuk menjalankan dua belas rakaat sholat sunnah maka akan dibangunkan baginya rumah di surga, 4 rakaat sebelum zuhur, 2 rakaat setelahnya, 2 rakaat setelah maghrib, 2 rakaat setelah isya dan 2 rakaat sebelum subuh. HR. Ibnu Majah dan Tirmizi, dan disahihkan Al-Abani.

Meninggalkan perdebatan,berdusta dalam bergurau dan memperbaiki akhlak
Hukum asal berdebat dalam agama adalah terlarang, kecuali jika dapat mendatangkan kemaslahatan, membantah syubhat, dan menegakkan kebenaran. Hal ini pun terkait dengan kepiawaian seseorang dan keahliannya dalam berdebat, niat yang tulus serta ilmu yang memadai tentang apa yang diperdebatkan, jika tidak terwujud hal-hal di atas maka haram hukumnya berdebat. Tatkala perdebatan hanyalah sekedar ajang untuk menang-menangan, untuk menjatuhkan lawan dan tidak mendatangkan kemaslahtan, maka lebih baik bagi seseorang untuk meninggalkan lawan debatnya dan semoga Allah akan gantikan baginya dengan kesabarannya rumah disurga bagian depan.

Dusta adalah bagian dari perbuatan yang begitu dicela dalam agama, bahkan tidak layak seorang muslim berdusta karena dusta adalah perbuatan orang-orang munafik. Rasulullah berjanji akan sebuah rumah di tengah surga bagi orang-orang yang jujur dalam segala tindak tanduk dan ucapannya, hingga dalam gurau sekalipun.

Diantara jalan mendapatkan rumah di surga teratas adalah dengan berakhlak yang mulia. Akhlak yang mulia disimpulkan para ulama dengan senantiasa inggin membantu manusia dengan segala yang dia miliki berupa harta, jabatan, nasehat dst…serta berupaya menahan diri untuk tidak menyakiti manusia dengan sikap, ucapan dan tindak-tanduknya, tidak melecehkan mereka dan tidak mengambil harta mereka dengan jalan yang batil, kemudian berupaya senantiasa tersenyum ramah tiap kali bertemu dengan manusia.
Untuk perkara –perkara di atas bersabda Rasulullah-shallallahu ‘alaihi wa sallam-:
أنا زعيم ببيت في ربض الجنة لمن ترك المراء وإن كان محقا وببيت في وسط الجنة لمن ترك الكذب وإن كان مازحا وببيت في أعلى الجنة لمن حسن خلقه]
“Aku menjamin bagi seseorang dengan sebuah rumah di surga bagi siapa yang mampu meninggalkan perdebatan sekalipun benar,dan dengan sebuah rumah di tengah surga bagi yang mampu meninggalkan dusta sekalipun dalam bergurau dan rumah di bagian atas surga bagi siapa yang mulia akhlaknya. HR. Abu Daud, Tirmizi dan Ibnu Majah dan Al-Albani meng hasankannya dalam Sahih At-targhib wa At-tarhib 3/6.

Menghias rumah di surga
Sebagaimana rumah-rumah di dunia akan semangkin indah jika dihias dengan berbagai macam taman-taman dan pepohonan yang menyejukkan pandangan mata, maka disurga sana Allah berjanji menghias rumah-rumah dengan kebun-kebun dan tanaman-tanaman yang menambah keindahannya. Bagaimana kiat-kiat untuk memperindah rumah di surga? Berikut ini kiat-kiat yang dapat kita lakukan dengan mudah di dunia ini:

Memperbanyak mengucapkan subhanallah walhamdulillah, la ilaha illallah dan Akbar.
Abu Hurairah meriwayatkan bahwa Rasulullah –shallallahu ‘alaihi wa sallam-melewati Abu Hurairah yang sedang bercocok tanam, maka Rasulullah menegurnya dan berkata: Wahai Abu Hurairah apa yang sedang kau tanam?aku menjawab: tanam-tanaman ya Rasulullah,beliau berkata: maukah engkau kuberitahukan dengan tanaman yang lebih baik dari ini?Abu Hurairah menjawab: tentu ya Rasulullah, beliau berkata: katakanlah : سبحان الله والحمد لله ولا إله إلا الله والله أكبر niscaya Akan ditanam untukmu dengan setiap kalimat tersebut sebuah pohon di surga. HR. Ibnu Majah dan Alhakim dan Al-Albani mensahihkannya.

Bersabda Rasulullah-shallalahu ‘alaihi wa sallam- dalam hadis lainnya:

لقيت إبراهيم ليلة أسري بي فقال : يا محمد أقرئ أمتك مني السلام و أخبرهم أن الجنة طيبة التربة عذبة الماء و أنها قيعان و أن غراسها سبحان الله و الحمد لله و لا إله إلا الله و الله أكبر ولا حول ولا قوة إلا بالله ) ( ت) (طب) عن ابن مسعود. قال الألباني : (حسن) انظر حديث رقم: 3460 في صحيح الجامع عن ابن مسعود .

“Aku bertemu dengan Ibrahim-Alaihis salam-pada malam peristiwa Isra mi’raj dan dia berkata padaku: Wahai Muhammad sampaikan salamku kepada ummatmu dan beritahukan mereka bahwa surga itu begitu lembut debunya dan manis airnya dan sesungguhnya dia memiliki lembah-lembah dan sesungguhnya tanamannya adalah ucapan : سبحان الله و الحمد لله و لا إله إلا الله و الله أكبر ولا حول ولا قوة إلا بالله “. HR. Tirmizi. At-Thabrani dan Al-Abani menghasankannya dalam Sahih Al-Jami no 3460.

Bersabda Rasulullah:
” من قال سبحان الله العظيم وبحمده غرست له نخلة في الجنة ” . (ت حب ك) عن جابر. قال الألباني : (صحيح) انظر حديث رقم: 6429 في صحيح الجامع.

“Barang siapa yang mengucapkan: سبحان الله العظيم وبحمده akan ditanamkan untuknya pohon kurma di surga”. HR Tirmizi, Ibnu Hibban dan Al –Hakim dan Al-Abani mensahihkannya dalam Sahih Al Jami’ no 6429.

Membangun gudang-gudang perbendaharaan di surga
Seandainya rumah-rumah di dunia disempurnakan dengan gudang-gudang dan tempat menyimpan perbendaharaan dan harta benda yang berharga, maka rumah di surga juga dapat disempurnakan dengan gudang-gudang perbendaharaan, apa kiatnya? Inilah kiat yang diiajarkan Rasulullah-shallallahu ‘alaihi wa sallam- kepada Abu Musa Al-Asy’ari:
ألا أدلك على كنز من كنوز الجنة ؟ قال بلى يا رسول الله ، قال تقول : لا حول و لا قوة إلا بالله ) (حم ن هـ حب) عن أبي ذر. قال الألباني : (صحيح) انظر حديث رقم: 7820 في صحيح الجامع.‌وأصله في الصحيحين
“Maukah kuberitahukan padamu perbendaharaan dari perbendaharaan surga? Dia menjawab: tentu ya Rasulullah, beliau menjawab katakanlah: لا حول و لا قوة إلا بالله “. HR.Ahmad, An-Nasa’i Ibnu Majahdan Ibnu Hibban dan Al-Albani mensahihkannya dalam Sahih Al-Jami No. 7820.

saudaraku sekalian….
Tunggu apa lagi, mari kita mulai membangun rumah-rumah kita disurga.

Batam, 1 Muharram 1434/15 Nov 2012
Abu Fairuz Ahmad Ridwan Muhammad Yunus